Rukun Umroh Ada 5:
1. Ihram:
Ihram dalam umrah sejenis dengan takbiratul ihram dalam shalat. Ihram menandai masuknya seseorang dalam rangkaian manasik dengan niat umrah di dalam hati. Jamaah dianjurkan melafalkan niat ihram umrah secara lisan. Sebelum niat, jamaah haji harus menyiapkan diri atas konsekuensi ihram. Jamaah dianjurkan untuk mandi dan sudah mengenakan pakaian ihram terlebih dahulu sebelum niat ihram. Adapun niatnya:
“Nawaytu al umrota wa ahromtu biha” atau “Labbaykallahuma umrotan”.
Setelah itu, jamaah dianjurkan memperbanyak bacaan talbiyah:
“Labbayk Allahumma Labbayk, Labbayka laa Syarikalaka Labbayk, Innal Hamda wa Ni’mata Laka wal Mulk Laa Syarika Lak”.
2. Tawaf:
Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dalam keadaan suci, yang dimulai dari arah Hajar Aswad. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Walyatthawwafuu bil-baytil-’atiiq”
Artinya: “Hendaklah mereka mengelilingi rumah lama (Ka’bah)” (QS Al-Haji: 29).
3. Sa’i:
Sa’i adalah berjalan kaki antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Perhitungannya, perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung sekali, dan perjalanan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali. Jalan pertama harus dimulai dari Shafa ke Marwah. Jika dimulai dari Marwah ke Shafa, maka perjalanan pertama tidak dihitung. Sa’i harus dilaksanakan sebanyak 7 kali dengan hitungan yang meyakinkan dan tidak boleh kurang dari itu. Sa’i dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Namun, bagi lansia atau mereka yang memiliki uzur, sa’i dapat dilaksanakan dengan bantuan kursi roda.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Inna ash-Shafaa wal-Marwata min sha’aa’iril-laah, faman hajjal-baita awi’ tamara falaa junaaha ‘alaihi ay yatthawwafa bihimaa”
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya” (QS Al-Baqarah: 158).
4. Tahallul:
Tahallul dilakukan dengan cara mencukur atau menggunting rambut. Minimal mencukur 3 helai rambut, sedangkan yang paling afdal adalah mencukur seluruh rambut. Ini berdasarkan firman Allah:
“Muhalliqiina ru’uusakum wa muqassiriina”
Artinya: “Dalam keadaan menggundul rambut kepala dan memendekkannya” (QS Al-Fath: 26).
5. Tertib:
Rukun umrah ini harus dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan tata cara dan anjuran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda:
“Khudzuu ‘anni manaasikakum”
Artinya: “Ambillah dariku tata cara manasik (haji dan umrah) kalian” (HR Muslim, An-Nasai, dan Ahmad).
Doa yang Dianjurkan Saat Umroh:
Adapun doa yang dianjurkan saat umroh, mayoritas ulama menyarankan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah salam Hajar Aswad atau saat memulai putaran Thawaf dan sebelum memasuki Maqam Ibrahim dengan bacaan:
“Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu akbar”.
Selain itu, dianjurkan juga untuk membaca doa sapu jagat ketika berada di Rukun Yamani menuju Hajar Aswad dengan bacaan:
“Rabbana ‘aatina fid-dunya hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaabannaar”.